Tuesday, December 2, 2008

SABAR ITU INDAH


Pernakah anda mengalami kejadiaan yang menyedihkan? atau menyesakkan dada? misalnya; "Dalam sebuah tes masuk ke sebuah instansi, dimana yang ikutan ada empat orang, lima termasuk diri kita sendiri, dengan harap-harap akan membawa keindahan pada penantian, apalah daya semua pupus angan-angan, hasil tes menyatakan bahwa ke empat orang dinyatakan lulus sedangkan diri kita sediri terhempas, sungguh telah diteliti bahkan lebih 3 kali lembaran hasil pengumuman itu dibolak-balik namun semuanya nihil, tak satupun terdapat di deretan nama-nama itu".

Mungkin ini hanya satu dari beragam kejadian yang menghempas hati... semua itu menimbulkan banyak persepsi dari pandangan orang terhadap diri kita, ada yang kasihan, ada yang terang-terangan mencemooh, menyalahkan orang lain, dan lain sebagainya.

Sungguh dibalik ungkapan-unkapan orang itu hanyalah sejenak, pikiran sesaat, argumentasi tak mendasar, jawaban peringan berat hati agar tak stress, kata-kata untuk orang pesakitan.

Sebetulnya jika boleh di telaah hati ini hanyalah butuh KEPASTIAN dan hanya itu. Kebanyakan sebuah kepastian itu datangnya telat dari satu produk kejadian, mungkin satu pekan, dua atau bahkan setahun, dua tahun atau ......

Penantian dari kepastian adalah SABAR.
Kenapa kata ini kita ungkapkan? kerena tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi setalah kejadian-kejadian itu terjadi. Semua itu adalah teka-teki dalam kehidupan, namun yang jelas tak ada kejadian yang tak berharga untuk diri kita sendiri sekaligus untuk instrofeksi diri. Apakah teman-teman disekeliling kita berhasil akan semakin baik ibadahnya kepada tuhan atau semakin kalap dan buta hati? (jangan sampai ini terjadi pada kita). Atau diri kita yang tak berhasil semakin hina?, tentu hal itu tak benar sama sekali.

Ada sebuah pertanyaan besar yang harus dijawab sendiri dan renungkan;
  • Adakah kita telah merasa diri di uji oleh Tuhan? jika ya
  • apa ujian-Nya? Kesenangan atau Kesempitan
  • mampu tidak menjawab ujian itu?
  • jika di perkenankan meminta, mana yang diminta kesenangan atau kesempitan sebagai ujian?

Sabar adalah kata yang sangat mantap terucap namun realisainya amatlah sulit karena menyangkut hati. Itulah enaknya menjadi manusia diberikan insting untuk sabar dalam segal urusannya, Kalau boleh lebih religius "pantas Tuhan menciptakan sabar didalam kehidupan manusia", inilah manfaatnya.

Ada yang mengatakan bahwa sabar itu ada batasnya padahal sesungguhnya sabar itu tak terbatas, dan bukan berarti kesabaran itu harus hanya diam dengan keterpurukan, lalu pasrah tak berbuat apa-apa menunggu kepastian, tentu tidak.

Dengan bersabar hati menjadi lapang, berwibawa dan tak termakan emosi sesaat, menelaah kejadian tidak dengan tergesa-gesa. Maka evaluasilah kejadian demi kejadian lalu tarik kejadian itu dengan masa sekarang yang kita alami pastilah Kesabaran itu Indah.


Senymlah menghadapi segala masalah, dan berdirilah tegap, jangan loyo dan lemas, tataplah massa depan, karena waktu tak pernah berhenti sebab kita kecewa, gundah dan sakit hati, melainkan ia akan melibas semua urusan yang terjadi pada menusia. Waktu tak pernah ingin tahu bagaimana sebenarnya urusan orang apakah ia dalam keadaan sakit atau sehat, baik atau jahat, duka atau suka, olehkarenanya pastikan bahwa kita harus tegar dalam segala urusan. Bersabarlah dan bangkit untuk menyambut kegembiaan yang lain yang akan menghampiri diri kita.






Thursday, October 16, 2008

BELAJAR TERLEPAS DARI HIMPITAN

Hidup itu merupakan perjalanan, arahnya pasti menuju keharibaan. Dalam perjalanannya banyak sekali penomena yang terjadi; menangis, bahagia, ceria, kelam, celaka, selamat, dan lain sebagainya. Semuanya adalah pernak-pernik kehidupan. Banyak orang bijak mengatakan Hidup adalah perjuangan, berjuang untuk bertahan hidup tentunya dari berbagai kegalauan atau interaksi dari lingkungan disekitar. Hidup adalah permainan, permainan saling menerkam jika berkehendak, saling mengasihi jika berbelas, semua itu bumbu dari kehidupan tersebut.

Banyak orang yang berhasil dalam kehidupan, artinya ia berhasil meninggal dunia dengan membawa kehormatan diri, baik, arif, menjadi pahlawan, menjadi penolong, menjadi bijak sana, menjadi cendikia, menjadi profesor, menjadi ilmuan, menjadi apa saja yang dapat dikenang orang dalam kemuliaan. inilah orang yang beruntung. selama hidupnya selalu berbuat baik.

Disamping yang berhasil Banyak orang yang gagal dalam hidupnya, artinya gagal meninggal dunia dengan membawa kesengsaraan, maksiat, korupsi, hina, pemabuk, penjudi, maling, hampir seluruh kehidupannya redup, gelap, kelam. menjadi apa saja yang membawa kesengsaraan orang lain dan linkkungannya. inilah orang yang merugi.

Dari semuanya ada pada HIDUP
Di dalamnya penuh teka-teki, politik, intrik, muslihat, kemulian, belaskasih, kasih sayang, sayang menyayangi. namun disadari atau tidak bahwa keberhasilan dari hidup bukan berarti tidak ada rintangan, hampir seluruh kesuksesan pasti melalui rintangan. ada yang mati tak bisa menghalau rintangan, ada yang hanyut bersama rintangan dan tersesat, ada yang berhasil melalui rintangan.

Salah satu rintangan dalam hidup adalah HIMPITAN
Himpitan hidup bisa berasal dari istri, anak, saudara kandung, diri sendiri, teman, tetangga,
contoh himpitan hidup adalah hutang uang, hutang budi, hutang janji, pilihan tak sama dengan pilihan penguasa(pimpinan), fitnah, sakit, hilang sesuatu yang di cintai dan lain sebagainya.

himpitan ini sesuatu penyakit yang menyerang hati lalu mengetuk fikiran berlanjut dengan susah tidur, memaksa perut selalu kenyang alias tak enak makan. jika menyerang fikiran dan tak terpecahkan bisa mengakibatkan stres, bahakan gila. menyerang syaraf fusing, darah tinggi dan stroke, menyerang sekitar perut, maag, ginjal, dan lambung.

Olehkarenanya kita harus bisa keluar dari himpitan-himpitan agar badan tetap fit dan prima:
agar kita bisa keluar dari himpitan-himpitan itu ada beberapa cara:

1. Ingatlah kepada ALLAH SWT. dengan mengingat Allah maka hati menjadi tenteram, tak ada permasalahan yang tidak diperhatikan oleh sang Pencipta ini, kita harus kuat menyadari bahwa disisi kita pasti ada Allah. biarkan kita ridhoi diri kita serahkan kepada Allah SWT.

2. Cari akar permasalahannya, dari mana masalah itu datang
  • -jika dari diri sendiri maka istigfarlah dan perbaiki diri jangan mengulangi lagi, minta maaf kepada orang yang terzolimi tersebut.
  • -jika dari luar diri artinya teman, tetangga dan lain sebagainya... coba cari teman yang dipercaya pada lingkungan sekitar dan cari tahu apa yang terjadi tentang diri kita dan minta nasihatnya, lalu minta nasihat pada orang yang baik (sholeh).
3. jika sulit melupakan masalah datanglah kepada teman yang tidak tahu sama sekali tentang himpitan itu dan gembiralah, dengan demikian fikiran menjadi fresh kembali.

4. jangan sering mengeluh pada semua orang maksudnya adalah mengeluhlah kepada orang yang dapat dipercaya yakni orang yang bisa memberikan jalan keluar dan dapat menjaga rahasia diri kita sampai kapan pun.

5. Bekerja keras untuk memperbaiki keadaan. jangan menyerah !!!

6. dan terakhir untuk memepersempit himpitan, hati-hati dalam bertindak, berbuat baik selalu dan tersenyumlah.

Friday, September 12, 2008

4 Hal Untuk Memperbaharui Hidup

Saudaraku....
Janganlah merasa sendiri ketika berada didunia ini. Dan janganlah berfikir feragmatis dalam kehidupan ini karena pada dasarnya ketika ALLAH SWT menciptakan dunia ini pun bukan terjadi dengan sendirinya namun penuh dengan perencanaan bahkan bertahap-tahap.

Oleh karena itu janganlah berbuat dengan tanpa perencanaan mulailah dari sekarang. misalnya perencanaan harian, pekanan, bulanan tahunan bahkan bila perlu perlima tahun jika ini telah mejadikan kegiatan yang luas.

Saudaraku...
untuk menunjang hal itu ada 4 hal yang harus diperhatikan:

SATU: BERDO'ALAH
Berdo'a? ya berdo'a karena ujung tombak dari keberhasilan adalah do'a. inilah hal yang paling pertama dilakukan ketika rencana itu telah terbuat. Gunanya adalah untuk menguatkan hati, memohon bimbingan dari Sang Kholik yang menetahui segala macam urusan yang akan terjadi dikemudian hari.

Sedikit Petunjuk untuk berdo'a
  • Yakinlah sepenuh hati bahwa doa pasti akan dikabulkan oleh Allah
  • Bersabar dalam berdoa sampai tak terbatas
  • Jangan berburuk sangka terhadap Allah, misalnya mengatakan "ah percuma berdoa juga dikabulannya mah enggak"
  • Mintalah permintaan secara detail, artinya permintaanya harus jelas jangan mengambang misalnya; jika ingin minta kaya jangan mengatakan; "Ya Allah jadikanlah aku orang kaya" (pernyataanya memang sudah bagus namun disini masih ngambang) mestinya; "ya Allah jadikanlah aku kaya harta benda)
  • jangan lupa puji Allah dan berselawat kepada Nabi Muhammad SAW
  • jangan lupa juga doakan orang-orang yang lainnya minimal yang paling dekat dengan kita.

DUA: BELAJARLAH DAN BEKERJALAH
Saudaraku...
Pepatah mengatakan "JANGANLAH PERANG SEBELUM MENGERTI MEDAN"
pepatah ini sungguh mengajarkan kita sebelum kita melaksanakan rencana maka, pelajarilah seluk-beluk dari rencana kita itu apa saja perlangkapan yang harus ada, siapa yang dapat diajak kerjasama, darimana modalnya, seberapa besar keuntungannya dll.
Makna belajar disini tak berhenti hanya sebatas perencanaan yang dibuat namun harus dilakukan sampai umur menjelang.

Sungguh menyenangkan dalam belajar itu. Orang-orang sukses selalu keranjingan atau ketagihan dalam belajar bahkan sampai lupa makan dan tidur mengapa? karena begitu besar manfaat belajar.

saudaraku...
"BEKERJALAH SEAKAN KAU HIDUP SERIBU TAHUN"
sungguh bekerja itu adalah berkah, janganlah mengatakan apa-apa yang kamu tidak kerjakan amat besar murka tuhan bila mengatakan apa yang tak pernah dikerjakan"

kadangkalah kita selalu menduga sesuatu pekerjaan dengan perasaan, maka buanglah jauh-jauh perasaan itu dan ikuti dengan perbuatan maka akan ditemukan betapa perasaan itu berbalik sertus delapan puluh derajat dari apa-apa yang di duga dalam perasaan. seperti dalam negosiasi apabila persiapannya sudah matang janganlah menduga apa yang belum terjadi nanti artinya jangan pernah menduga kejadian yang belum terjadi, misalnya perasaan akan ditolak, dicuekin, bahkan diusir... mengapa harus dibuang jauh-jauh... jika tidak maka perencanaan itu hanyalah menjadi angan-angan belaka. peraktisnya kerjakan jangan banyak fikir.

TIGA: MENDAPATKAN HASIL
Ini dia yang paling mendebarkan adalah hasil yang di dapatkan, jika hasil yang didapat baik bersyukurlah, jika buruk istigfarlah(mohon ampun) dan bersabarlah serta evaluasi,
semakin mendapat rintangan semakin mantap dalam berbuat dan progresnya adalah bukan hanya keuntungan secara materi namun keuntungan secara emosional dan spiritual.

Orang yang mampu mengendalikan kehidupan ketika beruntung malah bersyukur dan ia tidak foya-foya. itulah sebija-bijaknya manusia. karena hasil yang didapat bukan berasal darinya melinkan ada yang mengaturnya. namun celakalah orang yang ketika mendapat keuntungan ia berfoya-foya dan membusungkan dada maka ia tidak akan mampu ketika mendapat keburukan atau kerugian. itulah sebatil-batilnya manusia.

EMPAT: TAWAKAL
Saudaraku...
sering diantara kita tawakal itu berada pada nomor nol artinya belum berencana sudah tawakal. hal semacam ini tawakalnya orang bodoh dan dzolim, (misalnya dengan mengatakan;"ah aku sih lilahi taalah ajadeh...) padahal belum pernah melakukan apa-apa.

saudaraku...
tawakal itu terjadi apabila 3 perlakuan diatas telah dikerjakan.
sifat tawakal bagi seorang pekerja keras akan melepaskan lelah bagi mereka tedak ada rasa takut rugi, atau hasilnya jelek(buruk), bahkan mereka tidak bersedih hati. kenapa demikian? ya karena kegagalan itu hanya mata rantai mendapatkan keuntungan. kegagalan itu dimata manusia namun dimata Allah itu sebuah karunia dan merupak sebuah ujian untuk mendapat syurga yang seluas langit dan bumi.

wawllahu a'lam

Wednesday, April 23, 2008

Keluarga



Keluarga adalah tempat bersenda, bertanya dan meluangkan hati yang penat.

jadikan keluarga itu tempat menuju surga yang indah dan damai. jagalah keuarga tetap menjadi tempat yang terindah untuk mendidik anak, bermanja dengan istri, membina diri dan pasti menyenangkan...









Wednesday, February 27, 2008

Sulitkah mencari istri?

Sulitkah mencari istri? Kalau melihat populasi antara laki-laki dan wanita saat ini, wanita jelas lebih banyak, untuk sementara kita akan mengatakan tidak terlalu sulit mencari seorang calon istri. Kalau mencari istri hanya kriterianya cukup dia berjenis kelamin wanita saja, tanpa embel-embel lain, rasanya mudah. Setidaknya logika kita akan mengatakan, jika tidak berhasil dengan calon pertama kan ada peluang kedua. Gagal lagi kedua masih ada ketiga dan keempat. Belum lagi peluang orang lain yang tak diambil,nah. . Lalu kalau mencari istri, tapi ingin yang cantik dan mempesona, sulitkah? Jika saat ini semakin banyak produk-produk kecantikan, semisal berbagai merk lotion, spa, facial, atau apalah yang lainnya, yang dapat memoles penampilan wanita menjadi lebih cantik dan anggun, kulit hitam menjadi putih, rambut keriting jadi lurus, badan gemuk jadi langsing, gigi tonggos jadi rapi, bibir dipoles jadi sensual, dan gaun-gaun yang modis lagi menggoda, seharusnya signifikan dengan semakin bertambahnya wanita-wanita cantik di negeri ini. Rasanya kita juga akan menjawab "MUDAH". He..eh, sekarang kemungkinan besar tidak sulit juga memilih istri yang cantik dan mempesona secara lahiriah. Memang memiliki istri cantik, apalagi kaya dan dari keturunan terhormat, merupakan idaman para lelaki. Kecantikan menjadi salah satu sumber kesenangan di hati. Dari mata turun ke hati, begitu kata pepatah. Seperti orang-orang kota yang sumpek melihat jejalan beton-beton raksasa kemudian menjatuhkan pandangannya pada keindahan alam pegunungan, di situ letak kesenangan dan hiburan bagi mereka. Begitu pula halnya istri yang memiliki paras cantik, Ia menghadirkan kesenangan di hati suaminya. Lalu mungkin ada yang bertanya, sampai kapan kesenangan itu?, nah pertanyaan ini yang sulit dijawab. Apalagi menjawab, apakah mereka yang mempesona dalam segi fisik pasti akan membawa kita dalam ketentraman dan kebahagiaan rumah tangga?. Ah, tidak ada yang mau menjamin. Kalau hanya senang secara biologis kemungkinan iya, tapi kesenangan semacam ini sifatnya tidak lama dan tidak menjadi penentu ketentraman rumah tangga melainkan sedikit saja. Memang bagi yang belum menikah, kecantikan kadang menjadi yang utama. Faktor fisik menjadi segala-galanya. Padahal ketika usia bertambah tua kecantikan juga akan semakin sirna. Padahal, menikah belum setahun, secara naluriah akan muncul perasaan begini, sang istri yang dulu primadona sekarang tampak seperti biasa-biasa saja. Jika seorang suami tidak juga menemukan "kecantikan lain" pada istrinya, yang bukan berasal dari parasnya saja, bisa jadi kecantikan itu malah menjadi fitnah rumah tangga. Fitnah yang seperti apa?. Dengarkanlah sabda Rasulullah Al-Ma'shum : "Jangan menikahi wanita karena kecantikannya, karena bisa jadi kecantikannya itu akan memburukkannya. Dan jangan menikahi wanita karena hartanya, bisa jadi hartanya membuatnya melampaui batas. Tetapi, nikahilah wanita atas perkara agamanya. Sungguh hamba sahaya wanita yang sebagian hidungnya terpotong lagi berkulit hitam tapi taat beragama adalah lebih baik".(HR. Ibnu Majah) KECANTIKAN YANG MEMBURUKKAN. Seperti apakah kecantikan yang memburukkan? . Wallohu A'lam bis showab. Mungkin saja mereka adalah yang merasa kecantikannya harus dihargai lebih. Mereka adalah yang merasa suaminya tak bisa menghargai kelebihannya. Mereka adalah yang kecantikannya digunakan untuk menyimpang, memuaskan nafsunya. Masih herankah kita, apa yang menjadi alasan artis-artis itu dengan mudahnya kawin cerai?. Ya, salah satunya karena merasa memiliki kemampuan untuk memperoleh suami yang lebih baik melalui kecantikan dan kekayaannya. Itulah kecantikan yang memburukkan. Atau kecantikan yang memburukkan itu terjadi karena naluriah yang tak terbendung. Yaitu menonjol-nonjolkan kecantikannya dihadapan orang lain selain suaminya dengan maksud riya. Walau Ia tak bermaksud menggoda lelaki lain, bukankah itu hal yang buruk?. Kecantikan atau harta belum cukup menjadi kriteria untuk kita menetapkan pendamping hidup. Ada yang perlu kita buka kembali. Secara arif, mengenai wawasan kita, mengenai harapan kebarokahan pernikahan, tentang cita-cita kesakinahan keluarga, tentang kebersamaan mengarungi hidup. Tentang dambaan keturunan-keturunan yang sholih, tentang keadan hidup setelah mati. Sabda Rasulullah berikut ini sudah sering kita dengar, kita ulang kembali, mudah-mudahan tidak sekedar lewat di telinga tapi merupakan bekal yang membekas di hati : "Wanita dinikahi karena empat perkara : karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang taat beragama, niscaya kamu beruntung" (HR. BUKHORI-MUSLIM) . Beruntung!. Kalau yang menyampaikan kata "beruntung" itu adalah seorang pengusaha atau pedagang, maka makna beruntung itu tidak jauh dari yang namanya uang. Tapi kalau yang menyampaikan Rasulullah, katakan, keberuntungan seperti apakah itu! Bukankah keberuntungan itu mengenai kebahagiaan dunia berupa rumah tangga yang diberkahi Alloh dan kebahagiaan akhirat berupa tabungan pahala dan kebaikan. Coba sebut apa yang kita harapkan sebagai suami dari istri kita?, bukankah kita ingin Ia menjadi penyemangat saat kita putus asa, penghibur saat kita sedih, penyejuk saat kekeringan, pendorong amal ibadah. Kemudian mau bersabar saat musibah dan bersyukur dengan apapun karunia yang diterima. Dan istri yang bisa memberikan itu semua tidak ada sangkut pautnya dengan cantik tidaknya atau kaya tidaknya dia. Mereka adalah wanita-wanita yang baik agamanya. Mereka bertaqwa pada Alloh dan patuh pada suaminya. Mereka yang tidak hanya melihat aktivitas melayani suami, mendidik anak, menjaga rumah atau tugas-tugasnya yang lain sebagai urusan dunia semata.Tapi ada harapan yang lebih besar, yakni keridhoan Alloh dan balasan Surga-Nya di akhirat kelak. Percayalah, tidak ada yang membuat seorang suami merasa tentram kecuali karena sikap baik seorang istri. Tidak ada sikap baik istri yang lebih jujur kecuali karena lahir dari ketulusan. Dan tidak ada ketulusan yang kokoh kecuali karena keikhlasan untuk bertaqwa kepada Alloh. Inilah mengapa Rasulullah memerintahkan kita perihal menentukan calon istri berdasarkan kualitas agamanya. Karena agama adalah ahlak mulia, Addiinu Ahlakul Kariimah. Termasuk ahlak mulia seorang istri untuk bersedia melayani suaminya dengan tulus, ikhlas, dan sebab taqwanya kepada Alloh SWT : "...Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Alloh lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Alloh telah memelihara (mereka).. ( QS. An-Nisa : 34) Maka jatuhkan pandangan hanya pada faktor agama. Semata-mata agama. Kita juga tidak pernah menginginkan anak-anak yang ala kadarnya atau bahkan yang jauh dari agama bukan?. Ibunyalah sebagai seniman yang akan melukis kepribadian dan karakter anak-anak itu. Tentu yang kita inginkan, Ibu yang tak hanya mampu memberi cinta, namun juga pendidikan dan keteladanan menyangkut agama dan ahlak mereka. BAIK AGAMANYA Soal kriteria baiknya agama seorang wanita, ada dasar dan cabang-cabangnya. Seorang wanita melaksanakan sholat wajib, menjaga kemaluannya, menutup aurat, patuh pada suami dan menjauhi kemaksiatan itu lebih dari cukup untuk menjadi dasar bahwa Ia baik agamanya. Rasulullah bersabda : "Apabila seorang wanita telah melaksanakan sholat lima waktu, telah dapat memelihara kemaluannya dan menaati suaminya, maka dia akan masuk Surga dari pintu mana saja yang disukainya" (HR. Ahmad) Seorang wanita misalnya ahli Tahajjud, atau luas pemahaman agamanya, memiliki kepedulian tinggi terhadap dakwah, dermawan, misal juga suka menghafal Al-Qur'an, itu adalah cabang-cabang kriteria yang kita tentukan untuk memperoleh yang lebih baik dari yang sudah baik. Kalau kita mampu, mudah-mudahan kita beruntung bisa menikahi wanita yang memiliki kemuliaan agama dan ahlak seperti itu, Amiin... Namun, kadang kebaikan terbentuk seiring berjalannya waktu. Boleh jadi kedewasaan berpikir dan semangat untuk meningkatkan kualitas agama baru terbentuk setelah menikah. Setelah hadirnya seorang suami yang menjadi imam, dan hadirnya anak-anak yang membutuhkan keteladanan. Mungkin saat ini Ia, calon istri kita tidak terlalu kuat dalam menunaikan perkara-perkara amaliah kecuali hanya melaksanakan sholat wajib, puasa Ramadhan, sopan dalam bergaul, dan menutup aurat. Subhanalloh, sungguh jika selaras dengan keikhlasan di hatinya, yang seperti itu telah mulia di sisi Alloh dan mulia di hadapan manusia, Insya Alloh. Mari saling berbagi nasehat, tetaplah kaki berpijak kepada sunatulloh. Berusaha dan berdoa agar Alloh menghadirkan seorang istri shalihah yang bertaqwa kepada Alloh dan patuh pada suaminya. Tanyalah kepada siapapun yang bisa ditanyai. Mintalah bantuan kepada siapapun yang rela memberikan bantuan. Berikhtiarlah di atas garis syariat yang sudah ditetapkan. Bersabarlah untuk tidak mendekat pada proses-proses yang diharamkan. Hingga saatnya takdir benar-benar mendekatkan kita dengannya. Selanjutnya, dengan sangat percaya diri kita akan menyambut datangnya pendamping terbaik, "khoirunnisa" , siapakah khoirunnisa itu? "Khoirunnisa" (Wanita Terbaik) adalah yang dapat menyenangkan hati suami apabila ia memandang, menaatinya apabila ia memerintah, dan tidak menentangnya dalam diri dan hartanya dengan sesuatu yang dibencinya" (HR. Ahmad) SUMBER : MAJALAH NURUL HAYAT, 2007 OLEH : IBNU LATIEF

Friday, February 8, 2008

Perasaan

PERASAANheart.jpg
 
Manusia itu mempunyai perasaan, sugngguh merupakan karunia yang sangat besar dan harus diperhatikan tentang perasaan kini kita berbagi cara menggunakkan perasaan kita dalam berinteraksi dengan orang lain:
 
a. Perasaan kita terhadap diri sendiri
    Ketika kita melihat diri dicermin cermatilah baik-baik apa saja yang terbayang tentang diri, bagaimana dengan lekuk wajah, kerutan kulit, warna rambut, penglihatan, jumlah gigi. semua itu merupakan nasihat yang berharga untuk menasihati diri sendiri, jaga diri dan kutakan dengan menanamkan motifasi, jika perlu motifasi itu disuarakan sampai terdengar ditelinga sendiri sambil mengekspresikan keseriusan, anggap yang dicermin adalah diri kita dan yang berbicara adalah orang lain.
 
b. Perasaan kita terhadap Istri.
Hal yang sulit adalah menjaga perasaan orang yang berada paling dekat dengan kita karena ia merupakan pakaian kita, saking dekatnya mungkin saja kita menggunakan kaki kita, membentak, menghardik ketika menyuruh, diperlukan seperti pembantu, dipaksa (sadar atau tidak) melakukan seuatu yang tidak semestinya. Namun ingat istri kita pun ingin diperlakukan seuai dengan porsinya sebagai istri, artinya posisikan ia sebagai seorang istri yang dapat menjaga kehormatan suaminya, ajari tata kerama menghormati suami, berinteraksi dengan orang lain dan patuh...
 
c. Perasaan terhadap orang lain.
hati-hati dalam bercanda, jaga kewibawaan diri dan jangan terlalu serius, keluarkan potensi diri dan selalu menjadi yang kereatif, peajari cara berinteraksi dengan orang lain, jangan menggurui, jangan sok jago, jika jadi pimpinan perhatikan hak orang lain dan hargai pendapat bawahan. yang harus diingat adalah orang lain tidak bisa kita paksa menjadi diri kita.
 

Saturday, January 19, 2008

Lupa Banget

Ahad Pagi yang cerah menerjang hari, suasana rumah hiruk pikuk dengan para tetangga yang berkunjung, sebuah tradisi besanan yang telah berkembang dari sebelum aku lahir, mereka beramai-ramai dengan mobil mengunjungi pernikahan dari sanak yang menikah. Waktu itu aku ditugasi untuk jaga rumah, bukan aku tak mau ikut melainkan mereka yang berangkat rata-rata sudah berumur.
 
"Ko, tolong jaga rumah yah jangan kemana-mana." kata ayahku setengah berteriak.  
ya, Beh insya Allah, jangan takut yang penting beres..".
 
Hari semakin beranjak namun mereka belum pulang juga, sampai jarum jam menunjukan angka 12 siang mereka belum pulang juga.
 
"uuh bagaimana ini, mereka kok belum pulang juga.. bukankah tadi mereka mengatakan akan pulang cepat..", kataku menggerutu.
"Wah kalau begini lebih baik aku main kerumah kakakku sajah deh", kataku dalam hati.
 
Kakaku yang perempuan tidak berangkat karena mempunyai bayi namun ia berada dirumahnya sendiri, dan terletak agak jauh dari rumah ku.
Sesaat aku telah sampai dirumahnya, dan tidak lupa aku mampir ke warung nasi yang juga menjual gado-gado.
 
"Assalamu'laikum... po, aku datang..!
" Wa'alaikumussalam warohmatullah.. eh Ikho masuk, Ko...
bukannya orang-orang pada kondangan la kamu kok gak berangkat? tanya Po Masria.
"Enggak katanya entar aja malem bareng ama anak muda...", jawabku
 
Kebiasaan dikampungku daerah gondrong, pinggiran DKI jakarta jika ngebesan, siang orang tua dan malam anak muda.
Sambil  ku buka bungkusan gado-gado dan kuletakan diatas piring makan bersama kakakku.
 
Hari semakin sore kira-kira pukuk 2.30 aku pamit pulang, sesampinya dirumah aku melihat belum ada tanda rombongan besan ayahku telah pulang. Setelah turun dari angkot Aku bergegas menuju rumah yang memang rumahku berada pas dipinggir jalan namun malang, ketika aku mengambil kunci di kantong aku tak menemukan, aku tersentak, hatiku bergetar, dadaku bergetar khawatir kunci itu tak ada... aku terus saja mencari seluruh kantong celana dan baju telah ku teliti bahkan lebih dari 3 kali aku periksa, aku lelah, otakku mulai tak bisa berpikir cerdas, apa yang ada dibenaku adalah omelan dan cacian dari ayahku,
 
Aku tak berputus asa aku datang segera ke rumah kakakku, dan tetap tidak ada,
Aku pergi kepinggir jalan aku stop angkot dan bertanya apakah menemukan kunci rumah mungkin jatuh didalam mobil...namun nihil mereka menjawab tidak tahu, bahkan kau cari sampai ke pangkalan angkot tersebut, dan tetap saja tidak ada...
Aku tambah pusing... Aku kebingungan....
tiba-tiba datang temanku yang lama tak berjumpa menyapa.
 
"Kho.. sedang apa kamu," tanyanya. Aku baru saja bertemu muka udah kusut begitu...
"wah gawat kunci rumah ku entah dimana... pasti aku dimarahi nanti...
Udah jangan pusing mendingan kita pergi aja yuk ke tangerang jalan-jalan..", tamanku merayu.
waduh gimana yah..", aku ragu
Udah yuk, biarkan jangan dipikirin nanti juga beres..
 
akhirnya aku mau tidak mau ikut juga.
 
Siang diterkam malam, jam telah menunjukan pukul 8.30. Aku semakin Khawatir terhadap diriku bagaimana marahnya ayah terhadap diriku, belum lagi terlantarnya anggota keluraga yang lain. wah gak kebayang rasanya nanti hukuman apa yang kan ku dapat.
Bagaimana dengan pintu, jendela pasti salah satu ada yang buka paksa, di dobrak, memecahkan kaca...
 
Angkot serasa begitu lambat, aku ingin segera sampai, berjuta bayangan tentang diriku dan rumah terbayag...
Akhirnya aku sampai,
 
"Tok, tok, tok, stop, stop, disini", pintaku pada supir angkot dengan tergesa-gesa, dan berhenti agak jauh sedikit dari rumahku.
 
Aku bergegas, dan ternyata seluruh keluargaku sedang bercangkrama, tak tampak kerisauan hati mereka, tak ada pintu yang dibuka paksa, kaca jendela yang pecah, semuah rapi... ayahku tak tampak marah, bahkan anak muda ke undangan pun telah berangkat semua.
 
Hatiku lega, angin pun terasa mengelus-ngelus mukaku. Aku bertanya-tanya dalam hati bagaimana mereka bisa membukannya...?
 
Disana ada kakaku po masriah sedang mencuci piring yang kotor bekas hidangan para tamu yang berangkat ke undangan.
 
"Po, diam-diam ya, bagaimana mereka bisa masuk...", tanyaku penasaran
"Ha..ha..ha.., makanya jadi orang jangan lupaan.. muda-muda udah pikun sih....
"tadi kita kan makan gado-gado, terus kamu pulang aku beresi bekas makan kita ternyata dibawah bungkusan diatas piring ada kunci, aku yakin kalau ini kunci rumah maka aku bergegas kerumah untuk nemuin kamu tapi ternyata kamu gak ada di rumah ya sudah aku tunggu saja dirumah ini sampai babeh sampai,"
 
"Lho, tadi juga aku kerumahmu juga, ada si ani baru pulang sekolah, pas ditanya dia dak tahu po mas kemana...
Alhamdulillah sukurlah kalau begitu...