Saturday, January 19, 2008

Lupa Banget

Ahad Pagi yang cerah menerjang hari, suasana rumah hiruk pikuk dengan para tetangga yang berkunjung, sebuah tradisi besanan yang telah berkembang dari sebelum aku lahir, mereka beramai-ramai dengan mobil mengunjungi pernikahan dari sanak yang menikah. Waktu itu aku ditugasi untuk jaga rumah, bukan aku tak mau ikut melainkan mereka yang berangkat rata-rata sudah berumur.
 
"Ko, tolong jaga rumah yah jangan kemana-mana." kata ayahku setengah berteriak.  
ya, Beh insya Allah, jangan takut yang penting beres..".
 
Hari semakin beranjak namun mereka belum pulang juga, sampai jarum jam menunjukan angka 12 siang mereka belum pulang juga.
 
"uuh bagaimana ini, mereka kok belum pulang juga.. bukankah tadi mereka mengatakan akan pulang cepat..", kataku menggerutu.
"Wah kalau begini lebih baik aku main kerumah kakakku sajah deh", kataku dalam hati.
 
Kakaku yang perempuan tidak berangkat karena mempunyai bayi namun ia berada dirumahnya sendiri, dan terletak agak jauh dari rumah ku.
Sesaat aku telah sampai dirumahnya, dan tidak lupa aku mampir ke warung nasi yang juga menjual gado-gado.
 
"Assalamu'laikum... po, aku datang..!
" Wa'alaikumussalam warohmatullah.. eh Ikho masuk, Ko...
bukannya orang-orang pada kondangan la kamu kok gak berangkat? tanya Po Masria.
"Enggak katanya entar aja malem bareng ama anak muda...", jawabku
 
Kebiasaan dikampungku daerah gondrong, pinggiran DKI jakarta jika ngebesan, siang orang tua dan malam anak muda.
Sambil  ku buka bungkusan gado-gado dan kuletakan diatas piring makan bersama kakakku.
 
Hari semakin sore kira-kira pukuk 2.30 aku pamit pulang, sesampinya dirumah aku melihat belum ada tanda rombongan besan ayahku telah pulang. Setelah turun dari angkot Aku bergegas menuju rumah yang memang rumahku berada pas dipinggir jalan namun malang, ketika aku mengambil kunci di kantong aku tak menemukan, aku tersentak, hatiku bergetar, dadaku bergetar khawatir kunci itu tak ada... aku terus saja mencari seluruh kantong celana dan baju telah ku teliti bahkan lebih dari 3 kali aku periksa, aku lelah, otakku mulai tak bisa berpikir cerdas, apa yang ada dibenaku adalah omelan dan cacian dari ayahku,
 
Aku tak berputus asa aku datang segera ke rumah kakakku, dan tetap tidak ada,
Aku pergi kepinggir jalan aku stop angkot dan bertanya apakah menemukan kunci rumah mungkin jatuh didalam mobil...namun nihil mereka menjawab tidak tahu, bahkan kau cari sampai ke pangkalan angkot tersebut, dan tetap saja tidak ada...
Aku tambah pusing... Aku kebingungan....
tiba-tiba datang temanku yang lama tak berjumpa menyapa.
 
"Kho.. sedang apa kamu," tanyanya. Aku baru saja bertemu muka udah kusut begitu...
"wah gawat kunci rumah ku entah dimana... pasti aku dimarahi nanti...
Udah jangan pusing mendingan kita pergi aja yuk ke tangerang jalan-jalan..", tamanku merayu.
waduh gimana yah..", aku ragu
Udah yuk, biarkan jangan dipikirin nanti juga beres..
 
akhirnya aku mau tidak mau ikut juga.
 
Siang diterkam malam, jam telah menunjukan pukul 8.30. Aku semakin Khawatir terhadap diriku bagaimana marahnya ayah terhadap diriku, belum lagi terlantarnya anggota keluraga yang lain. wah gak kebayang rasanya nanti hukuman apa yang kan ku dapat.
Bagaimana dengan pintu, jendela pasti salah satu ada yang buka paksa, di dobrak, memecahkan kaca...
 
Angkot serasa begitu lambat, aku ingin segera sampai, berjuta bayangan tentang diriku dan rumah terbayag...
Akhirnya aku sampai,
 
"Tok, tok, tok, stop, stop, disini", pintaku pada supir angkot dengan tergesa-gesa, dan berhenti agak jauh sedikit dari rumahku.
 
Aku bergegas, dan ternyata seluruh keluargaku sedang bercangkrama, tak tampak kerisauan hati mereka, tak ada pintu yang dibuka paksa, kaca jendela yang pecah, semuah rapi... ayahku tak tampak marah, bahkan anak muda ke undangan pun telah berangkat semua.
 
Hatiku lega, angin pun terasa mengelus-ngelus mukaku. Aku bertanya-tanya dalam hati bagaimana mereka bisa membukannya...?
 
Disana ada kakaku po masriah sedang mencuci piring yang kotor bekas hidangan para tamu yang berangkat ke undangan.
 
"Po, diam-diam ya, bagaimana mereka bisa masuk...", tanyaku penasaran
"Ha..ha..ha.., makanya jadi orang jangan lupaan.. muda-muda udah pikun sih....
"tadi kita kan makan gado-gado, terus kamu pulang aku beresi bekas makan kita ternyata dibawah bungkusan diatas piring ada kunci, aku yakin kalau ini kunci rumah maka aku bergegas kerumah untuk nemuin kamu tapi ternyata kamu gak ada di rumah ya sudah aku tunggu saja dirumah ini sampai babeh sampai,"
 
"Lho, tadi juga aku kerumahmu juga, ada si ani baru pulang sekolah, pas ditanya dia dak tahu po mas kemana...
Alhamdulillah sukurlah kalau begitu...
 
 
 
 
 
 
 
 
 

No comments: