Thursday, February 12, 2009

POTENSI DIRI


Jika kita pikirkan sejenak tentang umur yang telah lalu...
Maka akan ada batasan-batasan yang bergaris dengan tegas dengan tegas.
Semua itu berjalan dengan waktunya tanpa peduli orang yang memakainya. Umur itu citra sebuah POTENSI DIRI yang sadar maupun tidak sadar seluruh kemampuan dikeluarkan untuk menapaki umur menuju keharibaan.

Sesekali terdapat lintasan hati pada benak seseorang, itu adalah ilham yang tertanam pada diri. Pasti setiap orang pernah membayangkan sesuatu, tanpa melihat apa yang ada dihadapannya artinya ia melamun... dan bagaimana anda dapat berbicara dalam hati sendiri bila melihat seseorang melintas dihadapan... pasti akan banyak sekali cerita pada saat detik itu juga, dari mulai cara berpakaian orang itu, cara jalan, dan uniknya perasaan hati pun lantas berubah bisa jadi suka, karena kita senang dengan orang itu, kesal dan sebal karena tingkah orang itu dan masih banyak lagi cerita itu ada di benak kita.

Lintasan hati itu ada berdasarkan kebiasaan seseorang. Hal ini bisa berlaku positip bila disikapi dengan bijaksana dan penuh kearifan hati dan pasti ini memerlukan energi yang berlebih karena merubah sifat hati. dan Lintasan hati ini dapat dijadikan acuan untuk mendongkrak potensi diri.

Coba perhatikan orang yang sedang kasmaran maka secara tiba-tiba ia bisa berpuisi dan bahkan melakukan perbuatan yang sedang dirasakan secara tiba-tiba. jika lintasan hatinya baik maka baiklah hasilnya dan sebaliknya jika lintasan hatinya buruk celakalah...

Tetapi jarang sekali orang memberdayakan lintasan hati itu di sepanjang umurnya, sehingga umurnya dipergunakan apa adanya. terbuang sia-sia dan tak terkontrol.

jika disikapi dengan arif maka ada tiga bagian utama menyikapi umur agar melejitkan potensi:

Pertama: umur 0 - 21 tahun
Pada massa inilah waktu yang disebut sebagai pengumpulan energi potensi diri sehingga pada saatnya diperlukan dapat segera terpakai. jika direnungkan kembali ternyata umur sampai 21 tahun ini adalah umur untuk memperteguh kemapanan diri, agar gaya hidup menjadi stabil walaupun zaman berubah-ubah. oleh karena itu waktu ini haruslah disadari sabagi landasan untuk membentuk manusia seutuhnya. ketahuilah hambatan yang paling besar pada massa ini adalah ketidak tahuan atau boleh dikatakan rata-rata manusia tidak menyadari akan pentingnya massa ini, sehingga ia berleha-leha, atau selalu senda gurau tak bermakna. jika waktu ini telah terlewati artinya umurnya diatas 21 tahun maka ia harus segera mengejar hal ini walaupun tidak maksimal namun itu bisa menjadi jembatan pembenahan diri. Ada yang harus kita berikan arahan agar tahap pertama ini lebih nyaman dan menyenangkan yaitu generasi dibelakang kita, anak dan cucu kita serta orang lain agar mereka mempunyai kepedulian terhadap keluarga, agama, bangsa dan negara. Hampir rata-rata manusia tidak menemukan potensi dirinya pada massa ini, karena memang dipergunakan untuk mengumpulkan seluruh kekuatan potensi itu.

Kedua: Umur 21 - 50 tahun
Pada massa ini barulah orang menyadari akan pentingnya mempertahankan kehidupan. Indah rasanya jika bekal yang didapat dari tahapan pertama terselesaikan dengan baik, lalu bagaimana yang tidak? maka orang-orang ini akan terlunta-lunta akibat ulahnya sendiri. Inilah massanya seorang laki-laki mempunyai tanggung jawab yang besar menjadi seorang pimpinan keluarga yang harus dapat bersikap taktis dalam segala tindakan untuk membawa keluarga hidup bahagia dan sejahtera. seorang perempuan terus berusaha semaksimal mengayomi harta dan menjaga martabat suami dan keluarga. semua berpulang bagaimana dulunya ia berbuat pada rentang waktu 0 -21 tahun itu. tanggapan dan sikap taktis seseorang bisa terjadi karena kesehariannya suka berfikir keras, cerdas dan kreatif

Ketiga: Umur 50 - waffat
pada massa ini benar-benar terasa perjalanan hidup itu dapat dinikmati atau tidak, karena seharusnyalah massa ini telah menjadi suatu cita-cita untuk mengabdikan diri bagi Tuhan sang pencipta. Ini menandakan bahwa fokusnya bukan lagi materi atau jabatan namun bagaimana menikamati kehidupan dari bekal yang didapat pada dua tahapan umur yang telah terlampaui, sehingga dapat beribadah kepada tuhan dengan lebih leluasa, khidmat dan berkeyakinan pasti mendapat pahala yang besar.


Demikianlah seharusnya hidup. Perencanaan yang matang dapat melampaui semua tahapan dengan penuh keikhlasa dan kemantapan. Mestilah tahapan-tahapan ini jangan ada yang gagal.




Jika boleh dianalogikan dalam sebuah permainan, maka ada permainan awal, tengah dan akhir.
Jika awalnya kurang baik bermainnya maka bisa cepat habis permaninannya dan harus mempunyai kemampuan besar dalam mengolah permainan agar bisa ketahapan tengah dan akhir. Jika walanya baik maka yang harus diperhatikan adalah mempertahankan kedudukan permainan agar tetap seimbang, dan berusaha untuk memompa kemampuan agar terus melonjak kemampuannya. jangan sampai permainan awalnya sudah bagus terjungkal di permainan tengah. jika awal dan tengah sudah bagus maka permainan akhir akan lebih mudah dilakukan tak akan lagi lelah tinggal menunggu kemenangan.

No comments: